Jumat, 04 Mei 2012


Analisa Sensitifitas AHP
Analisa sensitivitas dapat dipakai pula untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat disebut sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel endogen. Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan perubahan pada variabel eksogen terhadap kondisi variabel endogen.
Apabila dikaitkan dengan suatu periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan stabil tidaknya sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubahan prioritas yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tensebut. Meskipun begitu, suatu hirarki yang dibuat haruslah tetap mempunyai sensitivitas yang cukup, artinya kalau ada perubahan pada variabel eksogen, minimal ada perubahan bobot prioritas pada variabel endogen meskipun tidak terlalu besar.
Aksioma-Aksioma AHP
Aksioma adalah sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya atau yang pasti terjadi. Dalam ilmu ukur dikenal suatu aksioma bahwa diantara dua titikhanya dapat dilewati sebuah garis lurus. Atau dalam kehidupan sehari-hari, misalnya matahari terbit ditimur dan terbenam dibarat.
Ada empat buah aksioma yang harus diperhatikan para pemakai model AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma berakibat tidak validnya model yang dipakai.Keempat aksioma tersebut adalah :
1.Aksioma 1
Reciprocal Comparison, artinya si pengambil keputusan harus bisamembuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itusendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari Bdengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1/x.
2.Aksioma 2
Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogenous dan harus dibentuk suatucluster (kelompok elemen-elemen) yang baru.
3.Aksioma 3
Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikanbahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantunganatau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, Artinya perbandinganantara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung olehelemen-elemen dalam level di atasnya.
4.Aksioma 4
Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, strukturhirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka sipengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau objektif yangtersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidaklengkap.
Kembali pada pokok masalah AHP dalam HoQ, bagaimanapun, peringkat hubungan ini adalah kritis, jadi, nampaknya lebih berarti harus ditunjukkan perbedaan antara Kpr dalam kontribusinya pada kepuasan pelanggan dalam besarannya dibandingkan hanya dalam pentingnya skala ordinal.
Peringkat kepentingan mutlak dari Kpr diturunkan dari peringkat hubungan dengan angka-angka kardinal dapat digunakan dalam analisa lebih lanjut yang memerlukan besaran dari tiap kepentingan Kpr dalam memuaskan Kpl (contoh, pemilihan KPr yang tepat untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan satu anggaran terbatas).
Walaupuan QFD konvensional, mengandung informasi tentang korelasi diantara Kpr dalam matrix berbentuk segitiga pada puncak HoQ, korelasi tidak digunakan dalam menghitung prioritas Kpr dan penentuan Kpr yang tepat untuk masalah perencanaan. Selama beberapa Kpr dalam kenyataannya berkorelasi kuat dengan yang lain (contoh, jika tingkat satu Kpr diubah, tingkat Kpr yang lain berubah secara kolateral), suatu keharusan untuk menyalurkan satu mekanisme untuk mengakomodasi ketergantungan Kpr dalam penghitungan peringkat kepentingan Kpr, dan menerapkan korelasi antar Kpr ke dalam proses pengambilan keputusan dalam penentuan Kpr yang tepat sehubungan dengan keterbatasan organisasi, seperti biaya dan waktu. Contoh, bila dua Kpr dengan satu korelasi yang tinggi dipilih pada waktu yang sama, adalah mungkin merupakan penghematan biaya bila diterapkan dalam satu produk.
Jadi, dalam tulisan ini, Park et al, 1996 mengemukakan :
Satu model pengambilan keputusan baru yang terpadu dalam pemilihan satu himpunan Kpr yang optimal, yang menerapkan semua isu-isu diatas kedalam proses-proses prioritisasi konvesional dalam QFD
Analisa Titik Impas
Analisa titik impas adalah sebuah cara yang digunakan untuk menentukan kapan sebuah bisnis akan  mulai dapat menutup semua pengeluarannya dan mulai menghasilkan profit.
Untuk usaha yang baru mulai adalah sangat penting untuk mengetahui biaya awal Anda, ini menyediakan Anda informasi tentang berapa banyak yang perlu Anda hasilkan dari pendapatan penjualan untuk membayar biaya-biaya selanjutnya, yang terkait dalam proses menjalankan bisnis Anda.
Seorang pemilik usaha yang baru mulai harus memahami bahwa $ 5.000 dari penjualan produk tidak akan menutupi $ 5.000 biaya overhead bulanan. Biaya penjualan $ 5.000 dalam retail goods dengan mudah bisa menjadi $ 3,000 dalam harga wholesale, sehingga $ 5000 dalam pendapatan penjualan hanya memberikan $ 2.000 dalam gross profit yang tersedia untuk biaya overhead. Titik impas tercapai jika pendapatan sama dengan semua biaya bisnis.
Untuk menghitung titik impas Anda, Anda perlu mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel Anda. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring volume penjualan, seperti contohnya biaya sewa dan gaji. Biaya-biaya tersebut harus dibayar terlepas ada  penjualan atau tidak, dan sering disebut juga sebagai biaya overhead. Biaya variabel berubah-ubah, terkait langsung dengan volume penjualan, seperti biaya pembelian stok, pengiriman, atau biaya produksi produk.
Apakah bisnis Anda Akan Membuat Uang?
Sebelum Anda mempersiapkan rencana bisnis, Anda harus mencari tahu apakah bisnis Anda akan mencapai titik impas. Bagaimana Anda bisa tahu apakah ide bisnis Anda akan menguntungkan? Jawaban yang jujur adalah, Anda tidak bisa. Tetapi ketidakpastian ini seharusnya tidak membuat Anda berhenti dari meneliti kematangan finansial dari  ide Anda. Dengan mempersiapkan sesuatu yang dikenal sebagai analisa titik impas, serta beberapa proyeksi keuangan lainnya, dapat membantu Anda menentukan apakah bisnis Anda akan berhasil.
Apa yang dikatakan Analisa Titik Impas Kepada Anda
Breakeven analysis menunjukkan jumlah pemasukan yang  harus Anda hasilkan untuk menutupi pengeluaran Anda sebelum Anda membuat keuntungan sepeser pun. Jika Anda dapat mencapai dan melampaui titik impas Anda, jika Anda dapat menghasilkan lebih dari jumlah pendapatan penjualan yang Anda butuhkan untuk membayar pengeluaran Anda maka bisnis Anda memiliki peluang yang baik untuk menghasilkan uang.
Banyak pengusaha berpengalaman menggunakan analisa titik impas sebagai alat skrining utama untuk usaha bisnis baru mereka. Mereka bahkan tidak akan menulis business plan yang lengkap, kecuali jika perkiraan titik impas mereka menunjukkan impas, meramalkan bahwa pendapatan penjualan mereka diproyeksikan jauh melebihi biaya mereka melakukan bisnis.
Bagaimana Menyiapkan Analisa Titik Impas
Untuk melakukan analisa titik impas, Anda harus membuat terkaan tentang pengeluaran dan pendapatan. Meskipun Anda tidak memiliki bola kristal, Anda harus melakukan riset serius termasuk analisa pasar Anda untuk menentukan proyeksi volume penjualan dan beban yang harus Anda antisipasi. Taruhan terbaik Anda adalah dengan berinventasi dalam belajar membuat business plan Anda sendiri, untuk belajar bagaimana membuat estimasi pendapatan dan biaya yang wajar.
Anda harus membuat perkiraan sebagai berikut dan perhitungan ketika Anda mempersiapkan analisa titik impas Anda:
Biaya tetap. (kadang-kadang disebut overhead) tidak bervariasi banyak dari bulan ke bulan. Mereka mencakup sewa, asuransi dan sekumpluan biaya lain. Juga merupakan ide yang baik untuk menambah biaya ekstra, sekitar 10%, dalam analisa titik impas untuk menutup biaya lain-lain untuk menutup biaya tak terduga.
Pendapatan penjualan. Ini adalah total rupiah dari aktivitas penjualan yang Anda bawa ke dalam bisnis Anda setiap bulan atau setiap tahun. Untuk melakukan analisa titik impas yang valid, Anda harus mendasarkan perkiraan Anda pada volume bisnis Anda benar-benar Anda perkirakan tidak pada berapa banyak yang Anda butuhkan untuk menghasilkan keuntungan yang baik.
Rata-rata gross profit dari setiap penjualan. Rata-rata gross profit adalah uang yang tersisa dari setiap dolar penjualan setelah membayar direct cost dari penjualan. (Direct Cost adalah apa yang Anda bayar untuk menyediakan produk atau layanan Anda.) Sebagai contoh, jika Antoinette membayar rata-rata $ 100 untuk barang-barang yang diperlukan untuk membuat gaun, yang dijual dengan  rata-rata $ 300, rata-rata grpss profitnya adalah $ 200.
Rata-rata persentase gross profit. Persentase ini memberitahukan Anda berapa besar gross profit Anda dari setiap penjualan.  Untuk menghitung rata-rata persentase gross profit, bagi angka rata-rata gross profit oleh rata-rata harga jual. Sebagai contoh, jika Antoinette membuat rata-rata gross profit $ 200 dari gaun yang dia jual untuk rata-rata $ 300, persentase gross profitnya adalah 66,7% ($ 200 dibagi dengan $ 300).
Menghitung Breakeven Point Anda
Setelah Anda hitung angka di atas, mudah untuk mengetahui titik impas Anda. Cukup bagi estimasi biaya tetap tahunan Anda dengan persentase gross profit Anda untuk menentukan jumlah pendapatan penjualan yang Anda perlukan untuk mencapai titik impas. Sebagai contoh, jika biaya tetap Antoinette adalah $ 6.000 per bulan, dan margin keuntungan yang diharapkan nya adalah 66,7%,  titik impas dia adalah $ 9.000 dalam pendapatan penjualan per bulan ($ 6,000 dibagi dengan 0,667). Dengan kata lain, Antoinette harus membuat $ 9.000 setiap bulan hanya untuk membayar biaya tetap dan direct (produk) costnya. (Angka ini tidak mencakup profit, atau bahkan gaji untuk Antoinette.)
Jangan Meremehkan Breakeven Analysis
Meskipun membuat perkiraan titik impas mungkin terdengar rumit, Anda berutang kepada diri sendiri untuk mempersiapkannya sebagai salah satu langkah pertama dalam proses perencanaan bisnis. Seperti yang Anda lihat, perkiraan titik impas Anda yang disiapkan secara realistis dapat menceritakan aapakah ide Anda adalah pemenang, pecundang atau seperti kebanyakan ide-ide lain, perlu sedikit modifikasi untuk bekerja.
Jika Anda Tidak Bisa Titik Impas
Jika titik impas Anda lebih tinggi daripada pendapatan yang diperkirakan, Anda akan perlu memutuskan apakah ada aspek tertentu dari perencanaan yang dapat diubah untuk menciptakan titik impas yang dapat dicapai. Sebagai contoh, Anda dapat :
Mencari sumber-sumber suply yang lebih murah
Melakukan sendiri tanpa pegawai
Hemat  biaya sewa dengan bekerja dari rumah, atau
menjual produk atau jasa dengan harga yang lebih tinggi
Jika omzet penjualan titik impas masih seperti angka yang tidak bisa dicapai, mungkin Anda perlu membuang ide bisnis Anda. Jika itu adalah kasusnya, bersyukurlah pada fakta bahwa Anda tahu sebelum Anda investasikan uang Anda (atau orang lain) ke ide tersebut.
Analisa keuangan yang selanjutnya.
Jika perkiraan titik impas menunjukkan bahwa Anda akan menghasilkan lebih banyak omzet dari yang Anda butuhkan untuk mencapai titik impas, Anda dapat menganggap diri beruntung. Tapi Anda masih perlu mencari tahu berapa banyak keuntungan yang akan dihasilkan oleh bisnis Anda, dan apakah Anda akan memiliki cukup uang tunai untuk membayar tagihan-tagihan Anda ketika mereka jatuh tempo. Singkatnya, sebuah perkiraan titik impas adalah alat skrining yang hebat, tetapi Anda membutuhkan analisis yang lebih lengkap sebelum Anda mulai menginvestasikan uang nyata dalam usaha Anda.
Berikut ini adalah proyeksi keuangan tambahan yang juga harus menjadi bagian dari rencana bisnis Anda, untuk melengkapi gambaran keuangan bisnis Anda. :
Sebuah perkiraan rugi-laba. Ini adalah proyeksi bulan-demi-bulan dari net profit bisnis Anda.
Sebuah proyeksi arus kas. Ini menunjukkan berapa banyak uang tunai yang sebenarnya Anda aakan memiliki, dari bulan ke bulan, untuk memenuhi pengeluaran Anda.
 
A.      Pengelompokan biaya produksi
          Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun  yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
1.         Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua
biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai.
2.         Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
    1. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan.
    2. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
B.       Biaya tetap adalah biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.
C.       Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan  jumlah besar  akan ada  potongan-potongan tertentu, baik yang diterima  maupun diberikan perusahaan.  contoh biaya variabel biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya.

D.      Penghitungan BEP dari aktivitas produksi
BEP dengan cara matematis ini dibagi menjadi 2, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah atau unit.
1.    BEP atau titik impas dalam unit.
Rumusnya : BEP =  Biaya Tetap : (Harga Jual Per Unit : Biaya Variabel Rata-Rata)
2.    BEP atau titik impas dalam rupiah.
Rumusnya : BEP = Biaya Tetap Total : 1 – (Biaya Variabel Rata-Rata : Harga Jual Per Unit)
E.       Interpretasi hasil BEP berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan pemahaman yang untuk  mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya dan juga laba atau rugi.